Sabtu, 26 Mei 2012

Pengaruh Positif Bakat Dan Minat Terhadap Kegiatan Belajar


A.    Bakat
Seringkali pelajar, pada waktu mengerjakan tugas dari gurunya, ketika dia tidak mampu, dia mengatakan “saya tidak berbakat”. Misalnya tugas melukis, membuat hasta karya, menyusun kalimat, dalam Bahasa Inggris, menyanyi, dan sebagainya. Banyak siswa yang mengatakan tidak berbakat. Sebenarnya Tuhan yang Maha Esa telah menganugerahkan kemampuan dasar kepada semua manusia, untuk dipupuk dan dikembangkan menuju keberhasilan dalam hidupnya. Semua manusia dianugerahi bakat tetapi berbeda – beda, ada yang berbakat di bidang seni lukis/rupa, di bidang tarik suara, olahraga, model, penulis, perencana, dan sebagainya.
Bagi yang kurang berbakat melukis, bukan berarti tidak bisa melukis, dia bisa, namun membutuhkan waktu yang lama. Dan hasilnya pun tak sebaik yang bakat lukisnya besar.  Bagi yang kurang berbakat tarik suara bukan berarti tidak bisa menyanyi, dia bisa, tapi tidak sebaik yang bakat menyanyinya besar. Jadi sebenarnya orang itu semua memiliki bakat, hanya besar kecilnya saja yang berbeda,dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bakat adalah anugerah Tuhan yang Maha Esa berupa kemampuan dasar yang masih terpendam yang dibawa manusia sejak lahir di dunia. Bakat itu berupa bibit atau bahan yang akan berkembang apabila didukung oleh lingkungan. Tuhan menganugerahkan bakat seseorang dilengkapi dengan minatnya.
B.     Minat
Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu atau rasa senang seseorang terhadap sesuatu. Contoh Putri mempunyai bakat seni suara, otomatis Putri sejak kecil suka mendengarkan lagu, dan senang menirukannya, lama-lama suka menyanyi. Kalau ada acara yang menampilkan lagu-lagu, Putri selalu memperhatikan, lantas menirukannya. Ia ingin bisa menyanyi, seperti yang ditonton di televisi atau sering didengar di radio. Mulai di SD Putri sering latihan menyanyi, kadang-kadang sendiri, kadang-adang berlatih bersama teman – temannya. Kegiatan tersebut akhirnya menjadi kegemaran Putri. Melihat hobi Putri demikian itu, guru keseniannya menyampaikan kepada orang tuanya, bahwa Putri sangat berpotensi dalam bidang tarik suara.
Bakat dan minat sangat erat hubungannya artinya bakat harus didukung minat yang kuat untuk mengembangkannya. Betapapun besar bakat seseorang, jika tidak ada minat untuk memupuk dan mengembangkannya maka tidak begitu berarti. Bakat yang berat harus didukung oleh minat yang kuat pula untuk meraih prestasi. Baik prestasi dalam belajar maupun prestasi dalam karir nantinya setelah kita dewasa.
Prestasi itu dapat diraih oleh siapa saja dan menjadi kebanggaan siapa saja. Jika siswa berprestasi yang bangga bukan hanya siswa saja, guru, orang tuanya pun bangga, bahkan teman – temannya pun ikut bangga.
C.    Cara Mengenal Bakat dan Minat
Bagaimana kita mengetahui bakat, minat, dan kemampuan yang ada pada diri kita? jawabannya yaitu dengan pemahaman diri. Pemahaman diri adalah suatu proses memahami diri sendiri terutama kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri.
Melihat bakat dan minat yang telah dianugerahkan Tuhan pada kita, tidak bisa dengan teropong atau kaca pembesar, tetapi harus dengan pemahaman diri. Biasanya yang kita pahami lebih dahulu adalah minat. Kita suka bidang apa, tentang apa, dan melakukannya bagaimana?
Setelah diketahui, lalu dicoba dilatih, terus dilakukan secara berulang-ulang dengan sabar dan tekun hingga hasilya kelihatan. Kalau kamu berbakat di bidang itu, kamu akan merasa senang mengerjakannya dan akan cepat bisa menguasainya, dibanding dengan orang yang tidak memiliki bakat dalam hal tersebut.
Menjajaki bakat memerlukan proses yang cukup lama. Semakin banyak dan sering berlatih, bakat kita akan lebih cepat nampak. Bakat kita akan nampak melalui beberapa tahapan. Kalau hal ini dilatih terus dan mendapat dukungan dari lingkungan, maka akan muncul menjadi kemampuan. Kemampuan dioptimalkan lagi menjadi prestasi.
Contoh ilustrasi sebagai berikut. Budi bercita-cita ingin menjadi dokter, maka setiap hari Budi selalu berusaha menyiapkan diri sebaik-baiknya mulai dari belajar, mengerjakan PR, latihan-latihan soal, membuat catatan, diskusi kelompok, hingga berusaha memahami bagaimana kepribadian seorang dokter. Karena kerja kerasnya itu, maka Budi selalu mendapat peringkat teratas di kelasnya. Bila kita pahami contoh cerita tentang Budi diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa karena keinginan yang kuat Budi bisa memotivasi dirinya dalam belajar.



1 komentar: