Andai Aku Menjadi Ketua PGRI
Kalau saya bermimpi menjadi
ketua PGRI, banyak sekali yang saya ingin lakukan, banyak yang ingin saya
perjuangkan. Hal ini mengingat bahwa saya adalah mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling, jadi tentu berkaitan. Yang pertama adalah
semua anggota PGRI harus mengetahui dan menghayati bagaimana perjuangan
munculnya organisasi guru pada pertama kali yaitu di Kota Solo, di aula Sekolah Guru Putri (SGP)
yang terletak di Jalan kartini (sekarang SMP 3 dan 10) berlangsung Kongres Guru
Pertama yang melahirkan organisasi profesi, organisasi perjuangan dan serikat
pekerja yang bernama “Persatuan Guru Republik Indonesia” (PGRI) yang nasionalis
dan unitaristik. Semua guru bersatu, berjuang di bawah panji PGRI. PGRI menjadi
organisasi yang besar, kuat, dan berwibawa. Padahal saat itu keadaan yang terancam.
Berdasarkan
sejarah diatas, saya selaku ketua PGRI akan menanamkan perasaan bangga akan
perjuangan para pendahulu yang terus mempertahankan kedudukan guru di
Indonesia, selain bangga diharapkan kita semua mampu meneladani perjuangan
mereka. Bukan berarti senang karena kedudukannya sudah naik, tetapi bagaimana
caranya mempertahankan organisasi guru yang memperjuangkan kehidupan para guru
yang menjadi anggotanya.
Yang kedua, saya akan berusaha mengupayakan
supaya guru dapat mendapatkan pendidikan lebih baik untuk meningkatkan
kualitasnya, sehingga tidak akan kalah dengan negara lain. Tentunya melalui
pendidikan yang memakan dana murah atau sedikit bahkan gratis. Hal ini
dilakukan karena perubahan globalisasi yang menuntut adanya kompetisi dalam
kehidupan. Kalau negara kita tidak melakukan perubahan, pasti akan kalah dengan
negara – negara lain yang terus mengusahakan pendidik – pendidiknya mendapatkan
pendidikan setinggi mungkin.
Yang ketiga, berupaya agar kedudukan guru
diperbaiki tanpa menyinggung-nyinggung kenaikan gaji. Maksudnya ialah agar bagi
para guru diberi kesempatan untuk meningkatkan jenjang jabatannya melalui
pendidikan yang sesuai, misalnya guru SD dapat meningkat menjadi guru SMP,
kemudian SMA dan Universitas melalui pendidikan yang ditentukan. Pendidikan
tersebut dapat berupa kursus baik lisan maupun tertulis. Dengan demikian guru
menjadi tertarik untuk terus belajar meningkatkan ilmu dan kemahirannya sampai
jenjang yang tertinggi.
Yang keempat, supaya gaji guru tidak terhenti dalam
satu kolom. Maksudnya, gaji guru harus selalu meningkat, hal ini harus terjadi karena
pekerjaan guru tidak stagnan, tetapi mengalami peningkatan secara
berkesinambungan. Tugas guru tahun 1980 tentu berbeda dengan tahun sekarang.
Perjuangan PGRI tak sia – sia, akhirnya sekarang sudah ada program sertifikasi
yang menjamin kedudukan kesejahteraan para guru. Tetapi tidak boleh harus
berpuas diri dahulu, PGRI harus tetap mengusahakan gaji guru naik. Apakah
pantas para anggota DPR yang ketika rapat hanya duduk bahkan tertidur
mendapatkan fasilitas mewah dan gaji yang besar. Harusnya guru juga mendapatkan
fasilitas yang sepantasnya.
Yang kelima, mengubah pandangan masyarakat
kalau pekerjaan guru adalah pekerjaan rendahan. Banyak lulusan SMA yang tidak
mau melanjutkan ke jurusan keguruan, mereka anggap profesi guru itu tidak
setinggi profesi lain. Harusnya masyarakat itu sadar kalau tanpa guru, mereka
tidak akan dapat mengenyam pendidikan. Nah, guru harus mampu menunjukkan
dirinya kepada dunia bahwa kita bisa.
Yang keenam, pemberian contoh untuk mematuhi
kode etik guru Indonesia sekaligus menstimulus semua guru untuk dapat
mengaplikasikan pekerjaan dengan berpegang teguh pada kode etik yang sudah
ditentukan bersaman saat pertemuan kongres, dan lain – lain.
Yang ketujuh, semua guru diharapkan mampu
menghayati apa yang ada dalam isi AD/ART PGRI. Sehingga semau perilaku yang dilakukan oleh guru sesuai dengan landasannya.
Yang kedelapan, akan saya usahakan supaya
pengadaan fasilitas dapat memadai, selain itu fasilitas pendidikan yang harus
didapatkan oleh seluruh siswa Indonesia dapat tercukupi dan harus ada standar
dalam fasilitas pendidikan. Jangan sampai kalah dengan negara- negara lain.
Yang kesembilan, mencegah adanya tindak
penyelewengan dalam organisasi PGRI maupun dalam kegiatan pendidikan pada
umumnya, misalnya menghilangkan tindak korupsi, kriminal, dan
ketidaktransparanan dalam pendidikan. Diperlukan suatu penanaman moral yang baik. Guru bukanlah manusia
sempurna yang selalu mampu bertindak baik, tetapi manusia pada umumnya yang
tentu dapat melakukan kesalahan. Tetapi dengan penanaman moral yang kuat, semua
tindak penyelewengan dapat diminimalkan.
Yang kesepuluh, sebagai ketua PGRI yang saya
juga bekerja menjadi pendidik atau guru, saya akan berusaha memberikan teladan
mengenai siapakah
yang disebut sebagai ‘Guru Bangsa’? Guru bangsa adalah setiap orang yang
mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mendidik siswa dan orang-orang di
sekitarnya agar dapat menjadikan mereka sebagai tunas-tunas bangsa yang akan
tumbuh dan menjadi pembangun bangsa sesuai dengan cita-cita proklamasi
kemerdekaan dan amanat Undang-undang 1945.
Kalau tidak berbahagia sebagai guru, ya
jangan jadi guru’. Hanya jika kita berbahagia sebagai guru maka kita bisa menjadi Guru
Bangsa. Kualitas pendidikan sebuah bangsa itu bergantung pada kualitas gurunya
dan kualitas guru ditentukan oleh keinginan para guru itu sendiri dalam
meningkatkan kualitasnya. Jadi kita sebagai guru harus menjadi agen perubahan
bagi diri kita sendiri lebih dahulu sebelum kita mampu menjadi agen perubahan
bagi bangsa.
Yang kesebelas, mendorong akan kemampuan
kreatifitas yang dimiliki oleh guru. Sebenarnya semua guru mempunyai
kreatifitas yang tak terbatas dalam dirinya, hanya perlu dikembangkan kemampuan
tersebut.
Yang keduabelas, PGRI akan saya usahakan
untuk menjalin kerjasama baik dengan
organisasi- organisasi profesi lainnya, seperti Klub Guru. Tentu saja PGRI tidak bisa menjalankan semua tugas pembinaan dan
peningkatan kualitas guru sendirian. Jumlah 2,7 juta guru adalah jumlah yang
sangat besar dan peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru adalah tugas
yang sangat besar dan kompleks. Kita memang harus bekerja bahu
membahu dalam memecahkan permasalah pendidikan dan bukan saling bersaing
ataupun curiga mencurigai. PGRI bahkan membutuhkan lebih banyak lagi organisasi
profesi guru semacam Klub Guru yang dapat
mendorong dan menggerakkan guru agar dapat menjadi kompeten dan profesional.
Adapun sebagai ketua PGRI, saya akan berusaha
untuk menjalankan tugas pokok dan fungsi ketua sebagaimana mestinya, antara
lain :
- Ketua adalah pimpinan tertinggi dan penanggungjawab seluruh kegiatan program PGRI.
- Melaksanakan tugas sesuai dengan hasil keputusan rapat PGR
- Menentukan dan menerapkan kebijakan pokok yang dilakukan oleh PGRI.
- Dalam melaksanakan tugasnya, ketua bertanggungjawab kepada penanggungjawab PGRI
Semoga mimpimu tercapai....
BalasHapusSukses untuk sampeyan
Casino - MapYRO
BalasHapusFind the best 창원 출장마사지 slots for you. No matter how much time 울산광역 출장마사지 or stress, we can get 시흥 출장마사지 you started. Start 안동 출장안마 Playing Now. Start Winning 경산 출장안마 Today!Casino · Poker Site · Gambling