A. Jenis – jenis pekerjaan
Jenis
dan macam – macam pekerjaan dapat digolongkan menjadi berikut :
1. PNS
Pekerjaan di lingkungan Departemen
Pemerintah atau Lembaga Negara dan dibuktikan dengan memiliki NIP (Nomor Induk
Pegawai). Dan setelah purna tugas mendapat uang pensiun tiap bulannya.
Adapun Departemen Pemerintah yang ada
di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Ø
Departemen Dalam Negeri;
Ø
Departemen Luar Negeri;
Ø
Departemen Pertahanan;
Ø
Departemen Hukum dan Perundang-undangan;
Ø
Departemen Keuangan;
Ø
Departemen Pertambangan dan Energi; Departemen
Perindustrian dan Perdagangan;
Ø
Departemen Pertanian;
Ø
Departemen Kehutanan dan Perkebunan;
Ø
Departemen Perhubungan;
Ø
Departemen Eksplorasi Laut;
Ø
Departemen Tenaga Kerja;
Ø
Departemen Kesehatan;
Ø
Departemen Pendidikan Nasional;
Ø
Departemen Agama;
Ø
Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah;
Sedangkan
Lembaga Negara yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut.
Ø
Koperasi dan UKM
Ø
Lingkungan Hidup
Ø
Riset dan Teknologi
Ø
Perdagangan Aparatur Negara
Ø
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Ø
Komunikasi dan Informasi
Ø
Kebudayaan dan Pariwisata
Ø
Pemberdayaan Perempuan
Ø
BUMN
Ø
Perapatan Pembangunan Daerah Tertinggal
Ø
Pemuda dan Olahraga
2. TNI / Polri
Pekerjaan fungsional di lingkungan Dephan / Polri yang
dibuktikan dengan memiliki NRP (Nomor Resimen Pokok). Mendapat uang pensiunan
tiap bulan setelah purna tugas.
3. BUMN
Ada dua status
pekerjaan. Untuk unsur pimpinan status PNS, sedang yang lain sebagai pegawai
BUMN. Adapun yang termasuk BUMN, antara lain Bank milik pemerintah, PLN,
PT.KAI, PT.POS, Pertamina, Telkom, Asuransi.
Pegawai BUMN pada waktu purna tugas mendapat uang
pesangon cukup besar, di samping gaji tiap bulan yang cukup besar juga.
4. Profesional
Ciri – cirinya yaitu :
Ø
Pekerjaan tersebut dijadikan pekerjaan utama
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ø
Memiliki keahlian khusus.
Ø
Memerlukan pendidikan profesi
Yang termasuk
pekerjaan profesional seperti, dokter, guru, psikolog, akuntan, notaris, dan
konsultan.
5. Honorer / kontrak
Pekerjaan di lingkungan Departemen Pemerintah atau
Lembaga Negara yang sifatnya bukan PNS atau pegawai tetap.
6. Swasta
Pekerjaan kantor atau perusahaan swasta, misal : bank
swasta, perusahaan asing, perhotelan, perdagangan.
7. Buruh
Pekerjaan yang tidak perlu keahlian tertentu, seperti
tukang kayu, buruh tani, buruh panggul, tukang sapu.
8. Wiraswasta
Pekerjaan diciptakan sendiri tanpa diatur orang lain.
Bebas membuat kebijakan untuk memperlancar usahanya, seperti menjahit, salon,
ternak, percetakan, bengkel, perdagangan, budidaya ikan.
Untuk berwiraswasta butuh modal cukup, ulet, kerja
keras, kejujuran sebagai modal penentu dalam usahanya.
B. Cara memilih pekerjaan
Pekerjaan adalah
kebutuhan hidup untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan, kehidupan. Tidak semua
pekerjaan cocok untuk diri anda. Untuk itu agar tidak salah dalam memilih
pekerjaan perlu memperhatikan faktor berikut ini :
1. Sesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan
Orang bekerja akan
semangat dan membawa hasil optimal apabila bekerja sesuai dengan bakat, minat
,dan kemampaun.
Contoh
Kasus 1
Budi sejak kecil
bercita – cita ingin menjadi guru. Ia aktif membantu tetangganya yang mengalami
kesulitan bahasa Inggris. Untuk mewujudkan cita – citanya , ia masuk perguruan
tinggi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris di samping aktif kursus bimbingan Bahasa
Inggris. Kemudian ia lulus dan diterima sebagai Guru Bahasa Inggris. Karena
kecintaannya oada bahasa Inggris dan didukung oleh bakat, minat , dan
kemampuannya, di depan siswa – siswinya ia dipandang sebagai guru yang
“mumpuni”. Apabila jam kosong mata pelajarannya karena sedang sakit, siswa –
siswinya merasa mengalami kerugian. Sehingga bahasa Inggris yang secara umum
dipandang pelajaran yang sulit dan menakutkan, bagi siswa – siswinya tidak
bahkan dianggap pelajaran yang menyenangkan. Akhirnya semua siswanya lulus UN
untuk mata pelajaran bahasa Inggris. Karena prestasi tersebut ia diusulkan
sebagai guru teladan di sekolahnya.
2. Memiliki prospek yang menjanjikan
Hal ini bisa dilihat dari kebutuhan
masyarakat. Semakin banyak dibutuhkan masyarakat berarti prospek pekerjaan
tersebut baik.
Contoh
kasus 2
Parto hidup di pedesaan yang jaraknya
cukup jauh dari pusat kabupaten / kota. Masyarakat sekitarnya sudah banyak yang
memiliki sepeda motor. Namun sayang di daerahnya belum ada bengkel sepeda
motor. Sehingga kalau ada kendaraan yang rusak parah tidak bisa dikendarai
harus diangkat dengan truk untuk bisa dibawa ke kota.
Atas dasar pengalaman tersebut Parto
timbul keinginan untuk mempelajari teknik otomotif. Kemudian ia mengikuti
kursus teknik otomotif di kota dan membantu kerja bengkel di tempat kursusnya.
Serasa teknik otomotifnya memadai, ia kembali ke desanya membuka bengkel sepeda
motor. Singkat cerita bengkelnya maju pesat dan sekarang mempunyai tiga orang
yang membantu pekerjaannya.