SATUAN
KEGIATAN
LAYANAN
KONSELING
A. Judul / Spesifikasi Layanan :Ingin
bunuh diri karena merasa bersalah atas kematian pacar.
B. Bidang
Bimbingan : Pribadi
C. Jenis
Layanan : Konseling Individu
D. Fungsi
Layanan :
Pengentasan
E. Tujuan
Layanan :
a. Mencari
sebab mengapa individu sering menyalahkan dirinya sendiri.
b. Menumbuhkan
kesadaran diri pada individu terkait seringnya menyalahkan dirinya sendiri.
c. Membantu
individu mengentaskan permasalahan yang dihadapi.
d. Membentuk
perilaku individu menjadi lebih positif.
F. Hasil
yang ingin dicapai :
1. Klien dapat memahami keadaan diri secara baik.
2. Klien dapat berpikir secara rasional.
3. Klien dapat menemukan jalan keluar bagi masalah yang dihadapinya.
G. Sasaran
Layanan :
Hawinda, Siswa SMA Kelas XI
H. Tempat
Penyelenggara Layanan : Ruang BK
I. Pelaksanaan
: 30
April 2012
J. Waktu : 3 x 40 Menit
K. Pendekatan : Konseling
RET (Rational-Emotive Therapy)
L. Teknik : homework,
social-modelling,
simulation - imitation
M. Uraian
Kegiatan Pemberian Layanan :
1. Pendahuluan
a. Menyambut
kehadiran klien
b. Menciptakan
hubungan yang baik dengan klien
a. (Assesment)
ü Menggali
informasi tentang keadaan klien dan mendorong klien untuk menguraikan
permasalahan yang klien alami.
b. (Antecedent Event/ Activity)
ü Merumuskan
kejadian yang sebenarnya terjadi dan dialami klien sehingga klien memiliki irrational belief.
c. (Belief)
ü Merumuskan
yang menjadi irrational belief klien
atas kejadian yang sebenarnya terjadi. Sehingga konselor dapat memahami
keyakinan klien atas peristiwa yang dialami klien.
d. (Consequence)
ü Merumuskan
hasil yang dibentuk dari irrational
belief klien. Dalam permasalahan ini consquence
atas Antecedent Event adalah keputusan klien untuk ikut mati seperti
pacarnya.
e. (Disputing)
ü Konselor
melakukan proses konseling dengan men dispuite
atau melawan irrational belief klien dengan rational belief klien. Dispuite
dilakukan dengan memberikan treatment berupa Teknik Homework, Social-Modelling, dan Simulation- Imitation pada klien.
f. (Effect/Expectation)
ü Hasil
yang didapatkan berupa keberhasilan dapat diubahnya irrational belief menjadi rational
belief sehingga perilaku yang lebih positif.
3. Penutup
a. Mengulangi
pernyataan klien tentang jalan keluar yang telah ditetapkan.
b. Klien
berinisiatif mengakhiri kegiatan konseling.
N. Pihak
yang diikutsertakan : Klien,
Guru BK
O. Alat
yang digunakan : Bolpoin, Kertas, Recorder
P. Rencana
Penilaian :
a. LAISEG :
1) Mengamati
klien selama mengikuti proses konseling.
2) Partisipasi
klien selama mengikuti layanan konseling yang diberikan.
b. LAIJAPEN :
Mengamati
kesungguhan klien untuk merubah perilakunya.
c. LAIJAPAN :
Perkembangan siswa setelah
layanan konseling individual ini diberikan (satu bulan - satu semester).
Q. Tindak
lanjut : Apabila di perlukan, dapat dilakukan konseling pada pertemuan selanjutnya.
Surakarta, April 2012
Guru BK
Niken Rithmayanti
NIM K3109055
VERBATIM
KONSELING INDIVIDU
(RET-dengan Teknik Homework, Social-Modelling,dan
Simulation - Imitation)
Deskripsi masalah
Hawinda adalah siswa SMA
kelas XI. Hawinda ini bisa disebut siswa yang berprestasi di sekolah. Di rumah,
Hawinda merupakan anak yang baik, periang dan penurut kepada orang tuanya. Tetapi
setelah kematian pacarnya yang tertabrak kendaraan, perilakunya menjadi berubah.
Dia sering terlihat murung, sering menyendiri, terkadang menangis tanpa sebab,
sering melamun. Sehingga perilakunya tersebut berdampak pada hidupnya dirumah
dan disekolah. Dan Hawinda mempunyai niat untuk bunuh diri saja untuk menebus
kesalahannya.
Nilai – nilai Hawinda
disekolah mulai menunjukkan penurunan, daya tangkap ketika pelajaran kurang,
kurang tanggap, kurang bersosialisasi baik dengan teman- temannya. Sedangkan
dampak ketika di rumah ialah orangtuanya resah dengan Hawinda yang sering
melamun, malas belajar, tidak ceria lagi. tuanya.
Verbatim
Konseling
![]() |
Keterampilan
Komunikasi
|
|
Konseli
|
: Assalamu’alaikum …selamat
siang
|
Salam
|
Konselor
|
Walaikum salam….Selamat siang, Oh
iya.. silahkan duduk.. (tersenyum lalu menunjukkan dan mempersilahkan konseli
ke tempat duduk sambil bersalaman dengan konseli)
|
Opening
/ Good Raport
Attending
|
Konselor
|
: Alhamdulilah bisa ketemu hari ini ya
Hawinda. Bagaimana kabarmu hari ini, Hawinda ?
|
Good
raport
|
Konseli
|
: Alhamdulillah baik,bu.
|
|
Konselor
|
: Ngomong – ngomong ini belum jam
istirahat kok bisa ke ruang konseling?
|
Good
Raport
|
Konseli
|
: Sebenarnya pelajaran Ekonomi yang
diampu Bu Sinta bu. Tapi Bu Sinta berhalangan hadir, kata guru piket beliau
ada urusan keluarga.
|
|
Konselor
|
: Apakah ada tugas
yang diberikan dari guru piket tadi ?
|
Good
Report
|
Konseli
|
: A da bu, tapi sudah
saya kerjakan kok, terus langsung kesini deh bu. Mumpung ada waktu juga.
|
|
Konselor
|
: Oh baik kalau
begitu, takutnya kalau Hawinda belum mengerjakan tugas.
|
Good
Raport
|
Konseli
|
: Hehe, tidak kok bu.
Oiya Bu, saya ingin cerita banyak ini bu (nampak murung )
|
|
Konselor
|
:Iya, seperti yang
sudah kita sepakati di telepon kemarin malam kalau kita akan bertemu. Pasti
ada beberapa hal yang ingin diceritakan. Coba kemukakan apa yang Hawinda
rasakan
|
Lead
|
Konseli
|
Iya bu, tapi saya bingung harus cerita
darimana. Kira – kira ini nanti berapa ya bu waktunya? Kita bisa ketemu lain
hari kan bu?
|
|
Konselor
|
Nanti pelan – pelan saja ceritanya,
tidak usah terburu – buru ya, waktu kita sesuaikan dengan jam kosongnya ini
saja, masih ada 40 menit ya. Kalau nanti dirasa masih perlu, kita bisa
bertemu kembali di hari lain, bisa hubungi ibu dulu untuk janjian begitu ya.
|
Structuring
(time
limit)
|
Konseli
|
: Baik bu, nanti kalau
sudah bel pelajaran selanjunya, diakhiri dulu ya bu pertemuan ini. Ibu ga
akan cerita dengan siapa – siapa kan bu? Saya takut nanti kejadian yang saya
alami ini diketahui teman – teman dan guru, nanti saya malu.
|
|
Konselor
|
: Tenang saja Hawinda,
ibu tidak akan menceritakan masalah ini kepada siapa- siapa. Karena ada kode
etik mengikat. Silahkan Hawinda cerita saja dengan terbuka, santai, dan
percaya kepada ibu. Dengan begitu kita sama – sama bisa menyelesaikan masalah
yang terjadi.
|
Structuring
(role
limit)
|
Konseli
|
: Baik bu, dengan
begini saya jadi tenang akan cerita dengan ibu.
|
|
Konselor
|
: Baik kalau begitu,
coba ceritakan apa yang dirasakan Hawinda saat ini.
|
Lead
|
Konseli
|
: Bagaimana ya bu,saya
bingung untuk mengatakannya.
|
|
Konselor
|
: Tidak usah bingung ya
Hawinda, saya akan mendengarkan semua yang diceritakan Hawinda, semoga satu
persatu masalah bisa dipecahkan dan tidak ada hambatan. Bagaimana?
|
Acceptance
|
Konseli
|
: Iya bu, begini
ceritanya, pacar saya meninggal 6 bulan yang lalu. Saya merasa sedih sekali
bu. Pacar saya meninggal saat mau menjemput saya ke sekolah bu. Dan
kejadiannya terjadi di depan mata saya. Saya merasa menyesal, kenapa dia
harus jemput saya. Saya harusnya tidak manja. Padahal biasanya saya naik
angkot ga papa. Saya sedih sekali bu, betapa bodohnya saya saat itu.
|
A
(Activity)
|
Konselor
|
: Ya..ya..ya.. Saya memahami
perasaan Hawinda.
|
Empathy
|
Konseli
|
: Padahal saya sangat
sayang kepada dia bu. Malah saya sendiri yang mencelakakan dia
|
|
Konselor
|
: Ehmm ya ya
(mengangguk-angguk)
|
Acceptance
|
Konselor
|
:Coba ceritakan kronologi
peristiwa kecelakaan itu Hawinda
|
Exploring
|
Konseli
|
: Saat itu paginya
saya pengen banget dijemput sama pacar saya. Akhirnya saya sms pacar saya
yang sudah kuliah untuk menjemput sekolah. Kebetulan dia sedang tidak ada
jadwal kuliah. Diapun mau bu. Pas bel pulang sekolah, saya langsung keluar
dan menunggu di dekat gapura sekolah. Baru 5 menit di situ, terdengar suara
keras banget motor yang nabrak. Saya liat ada motor Ninja merah sudah
terguling dan ada bis. Pertamanya saya tidak terlalu peduli, tapi setelah
saya liat helmnya, saya terperangah. Itu pacar saya. Saya saat itu langsung
berlari menghampiri pacar saya dan kaget banyak sekali darah dari kepalanya.
Saat itu saya tidak peduli sekitar saya ada banyak orang yang melihat. Tak
lama, ambulans datang dan membawa pacar saya. Saya diajak pulang teman saya
dan sesampai rumah, di beri kabar bahwa pacar meninggal. Langsung saya
menangis histeris dan pingsan. Tak percaya ini cepat sekali terjadi. Kenapa
saya minta dijemput saat itu. (menangis).
|
Activity
|
Konselor
|
: Miris sekali ya
kejadiannya. Saya bisa merasakan apa yang Hawinda rasakan saat itu.
|
Empathy
|
Konselor
|
: Berarti dengan kata
lain Hawinda merasa ini semua adalah kesalahan Hawinda karena sudah minta dijemput oleh pacarnya?
|
Clarification
|
Konseli
|
: Iya bu,saya merasa
ini semua adalah kesalahan saya. Saya berpikir juga harus mati untuk menebus
kesalahan ini bu.
|
|
Konselor
|
: Coba dipikir dua,
tiga kali lagi apakah berpikir seperti itu sudah sesuai?
|
Rejection
|
Konseli
|
: Entahlah bu.
|
|
Konselor
|
: Bagaimana dengan
orang tua Hawinda dan orang tua pacar Hawinda?
|
Lead
|
Konseli
|
: Ibu bapak saya
selalu menguatkan saya bu, walaupun sampai sekarang saya pun belum bisa
memaafkan diri saya sendiri.
Kalau bapak ibu pacar,
mereka berusaha tegar dan menerima hal ini sebagai ujian. Mereka tidak
membenci saya bu, saya bersyukur. Bahkan mereka seperti menganggap saya anak
sendiri. Sehingga kalau pulang sekolah, kadang saya mampir kesana dan berdoa
bersama mendoakan almarhum.
|
|
Konselor
|
: Ibu bapak selalu
menguatkan Hawinda ya dan orang tua pacar tidak membenci Hawinda.
|
Restatement
|
Konselor
|
: Nah, mari kita pikirkan
bersama-sama Hawinda. Keluarga selalu menguatkan Hawinda. Tetapi Hawinda
ingin menebus kesalahan dengan ikut mati. Menurut Hawinda itu cara yang
paling tepat?
|
Belief
|
Konseli
|
: Gimana ya bu, saya
selalu dikejar – kejar perasaan bersalah, betapa saya jahat kepada pacar saya
ini. Terkadang memang terlintas pikiran seperti itu bu.
|
|
Konselor
|
: Jadi menurut Hawinda,
karena kematian pacar,Hawinda selalu merasa bersalah dan berpikir ingin ikut
mati saja tanpa menghiraukan keluargamu dan keluarga pacar yang menyayangimu .
Hal itu merupakan keputusan yang tepat. Begitu?
|
Paraphrasing
|
Konseli
|
: Iya bu,saya rasa itu
cara terbaik dalam menyelesaikan masalah ini. Untuk apa saya hidup kalau
pacar saya tidak ada. Hidup terasa hampa bu.
|
|
Konselor
|
: Baiklah Hawinda coba
tenangkan pikiran terlebih dahulu. Dengan ikut mati apakah masalah itu dirasa
sudah selesai ? Apa dengan kematian Hawinda, orang tua juga tenang, begitu ?
Bukannnya dengan ikut mati dengan bunuh diri, berarti Hawinda menambah permasalahan
karena orang tua harus kehilangan anak secantik Hawinda?
|
Confrontation
|
Konseli
|
: Iya sih,bu
sepertinya saya malah menambah masalah dengan bunuh diri,tetapi saya tidak
tahu dengan cara apa lagi agar bisa menyelesaikan masalah.
|
|
Konselor
|
: Nah, berarti Hawinda
sekarang merasa bahwa ikut mati bukanlah solusi dari permasalahan ini bukan?
|
Belief
|
Konseli
|
: Ya,bu saya mengerti
itu. Tapi saya masih belum bisa memaafkan diri saya atas meninggalnya pacar
saya, saya masih merasa bersalah karena itu bu. Merasa akar masalah yang
terjadi adalah karena saya.
|
|
Konselor
|
: Hawinda, kalau orang
tua pacarmu saja bisa tegar dan menerima kenyataan bahwa anaknya sudah
meninggal, mengapa dirimu tidak bisa sekuat mereka? Padahal kalian sama- sama
menyayangi dia.
|
Confrontation
|
Konseli
|
: Iya sih bu. Mungkin
saya yang berpikir terlalu pendek.
|
|
Konselor
|
: Hawinda sekarang ini belum pernah
membicarakan masalah ini kepada orang tua? Atau sekedar curhat tentang
perasaan Hawinda kepada orang tua?
|
Lead
|
Konseli
|
: Tidak,bu saya
bingung bagaimana cara untuk memulai membicarakan hal ini, saya takut orang
tua saya berpikir saya mulai tidak fokus sekolah. Sekarang saya malah merasa
pusing dan lemas bu.
|
|
Konselor
|
; Kamu sekarang pusing
dan lemas ? kamu butuh istirahat Hawinda ?
|
Lead
|
Konseli
|
: Sepertinya iya bu,
bagaimana kalau dilanjutkan besok saja ?
|
|
Konselor
|
: Ya sudah tidak
apa-apa, bagaimana kalau Hawinda Ibu beri tugas untuk menuliskan kebaikan
orang tua Hawinda dan orang tua pacar Hawinda? Kerjakan di rumah ya.
|
Teknik
Homework
|
Konseli
|
: Oh baiklah bu , saya
akan mengerjakan dengan tenang dirumah.
|
|
Konselor
|
: Baik, sekarang coba
Hawinda simpulkan apa yang didapatkan pada pertemuan kita hari ini?
|
Termination
|
Konseli
|
: Saya merasa saya ini
sangat bersalah telah menyebabkan pacar saya mati. Saya sangat terganggu dan
sedih. Namun saya tidak tahu bagaimana agar masalah ini cepat selesai dan
hidup saya menjadi tenang. Dan saya diberi tugas oleh Ibu untuk menuliskan
kebaikan orang tua saya dan orang tua pacar saya.
|
|
Konselor
|
: Baik Hawinda,
silakan kembali ke kelas dan beristirahat ya
|
Termination
|
Konseli
|
: Iya bu, besok saya
hubungi ibu dulu ya. Terimakasih ya bu. Saya kembali ke kelas dahulu. Assalamu
alaikum.
|
|
Konselor
|
: Sama- sama Hawinda.
Walaikum salam.
|
Termination
Salam
|
PERTEMUAN KEDUA
|
||
Konseli
|
: Assalammualaikum ,
Bu.
|
Salam
|
Konselor
|
: Waalaikum salam,
silahkan duduk Hawinda
|
Good
Raport
|
Konseli
|
: Iya bu, terima kasih
|
|
Konselor
|
: Bagaimana kabarnya
hari ini Hawinda? Coba bacakan apa saja yang sudah kamu kerjakan di rumah?
|
Good
Raport
Lead
|
Konseli
|
: Alhamdulillah sudah
agak mendingan bu rasanya.
Baik bu, kalau
kebaikan orang tua saya.. segala galanya bu. Mereka itu orang tua terbaik
saya bu. Mereka tidak pernah marah, ramah sekali, selalu mendukung yang saya
lakukan. Semua kebutuhan dipenuhi bu.
Kalau kebaikan orang
tua almarhum pacar saya, mereka itu sayang kepada saya, welcome bu, bahkan
sudah seperti anaknya sendiri.
Dan saya menjadi sadar
bahwa apa yang saya pikirkan dan niati itu ternyata salah dan malah merugikan
diri saya sendiri dan merugikan orang lain. Terutama orang tua saya bu. Malah
nantinya saya yang akan menambah masalah mereka.
|
|
Konselor
|
: Wah, senang sekali
ibu mendengarnya. Hawinda sudah
mulai bisa memahami keadaan.
Berarti kita dapat melanjutkan
pembicaraan kita yang kemarin kalau begitu Hawinda?
|
Reinforcement
Lead
|
Konseli
|
: Iya bu saya sudah
memikirkannya dirumah, sepertinya saya memang salah, selain itu di satu sisi
yang lain saya merasa kasihan kepada bapak ibu jika saya mati, pasti mereka
sangat terpukul dan malu karena anaknya bunuh diri.
|
Disputing
|
Konselor
|
: Nah itu bagus sekali
pemikiran seperti itu Hawinda, ibu bangga kamu tidak hanya memikirkan dirimu
sendiri, tetapi juga memikirkan orang tua .
|
Reinforcement
|
Konseli
|
: Saya juga berpikir
harus membicararakan masalah ini kepada orang tua saya. Tetapi saya masih
bingung bagaimana memulainya, bu ?
|
|
Konselor
|
: Oke
…Ibu bantu ya kalau begitu untuk memulai percakapannya. Ibu beri contoh suatu
simulasi, bagaimana cara berbicara dengan baik kepada orang tua Hawinda, ibu
sebagai ibu dari Hawinda, Hawinda memperankan sebagai diri sendiri kemudian
nanti dipraktekkan di rumah,
bagaimana?
|
Teknik
Simulation-Imitation
|
Konseli
|
: Baik bu, saya rasa
demikian juga tidak apa-apa.
|
|
Konseli
(Simulator I )
|
: Bu, saya ingin
membicarakan sesuatu yang penting kepada ibu.
|
|
Konselor
(Simulator II- Ibu Hawinda)
|
: Iya, ada apa, nak? katakan
saja.
|
Teknik
Simulation- Imitation
|
Konseli
(Simulator I)
|
: Saya masih belum bisa
menerima kenyataan kalau mas Adi harus meninggal dan itu karena saya bu. Saya
sangat merasa bersalah sehingga saya tidak bisa fokus sekolah dan selalu
ingin melamun dan menangis
|
|
Konselor
(Simulator II)
|
: Iya sayang, ibu tahu
bagaimana perasaanmu, tetapi dunia mu tidak terhenti hanya karena kematian
Adi. Kalau kamu berusaha tegar dan merelakan Adi, Adi pasti tenang di
alamnya.
|
Teknik
Simulation- Imitation
|
Konseli
(Simulator I)
|
: Iya sih bu, tapi
sungguh susah kalau di sekolah harus fokus ke pelajaran dan pikiran Hawinda
ke arah kematian Mas Adi terus bu. Seakan pengen mati saja bu.
|
|
Konselor
(Simulator II)
|
: Sayang, terus berdoa ya dan ikhlaskan
kepergian Mas Adi, life must go on
nak. Jangan berpikir pendek seperti itu. Kalau anak ibu harus mati, kepada
siapa ibu akan bercanda. Ibu dan bapak pasti akan sangat sedih. Kamu tidak
mau kan ibu bapak sedih?
Ibu saja tidak menyalahkan kamu kok nak, itu
semua hanya perasaan mu saja yang terlalu sedih.
|
Teknik
Simulation- Imitation
|
Konseli
(Simulator II)
|
: Ibu... maafin
Hawinda yang berpikir buruk seperti ini ya bu. Hawinda akui kalau memang
egois memikirkan ini sendirian. Hawinda ingin membahagiakan ibu dan bapak dan
bangga pada Hawinda.
|
|
Konselor
(Simulator II )
|
: Dan satu hal lagi. Terus
mohon kepada Allah supaya diberi kenyamanan hidup ya. Allah tidak akan
memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya nak.
|
Teknik
Simulation-Imitation
|
Konseli
(Simulator I)
|
: Iya bu, saya sadar, sekarang
saya sering melamun, menangis dan tidak fokus ke pelajaran sekolah mungkin
karena kurang berdoa juga ya bu kepada Allah.
|
|
Konselor
(Simulator II)
|
: Nah itulah sebabnya
mengapa ibu menyuruh kamu berdoa terus. Ibu melakukan itu hanya untuk
kebaikanmu saja, Nak.
|
Teknik
Simulation-Imitation
|
Konseli
( Simulator I)
|
: Iya bu sekarang saya
sadar saya memang salah. Maafkan saya ya bu, kalau jadi menyusahkan ibu.
|
|
Konselor
(Simulator II)
|
: Iya nak, ibu sudah memaafkan kamu kok.
jadikan itu sebagai pembelajaran bagi hidupmu bahwa hidup tak selamanya
indah.
|
Teknik
Simulation-Imitation
|
Konseli
|
: Iya bu saya berusaha menyenangkan ibu dan
bapak. Dan tentunya saya akan terus mendoakan Mas Adi tenang di akhirat.
|
|
Konselor
|
:Nah
itulah contoh simulasi dari ibu, sekarang setelah praktek simulasi tadi, apa yang Hawinda
rasakan, dan hikmahnya apa?
|
Lead
/ Disputing
|
Konseli
|
:Wah
saya mendapat hikmah bu, setelah praktek dengan ibu tadi, ternyata untuk menjalin
komunikasi yang baik dengan orang tua, saya harus berkomunikasi seperti yang
diajarkan ibu tadi. Dan saya merasa lebih enteng bu. Sudah mulai timbul
keberanian untuk berbicara kepada orang tua. Dan saya yakin, orang tua pasti
bijaksana dalam menghadapi hal ini.
|
|
Konselor
|
: Wah
bagus sekali hikmah yang kamu dapat Hawinda. Ibu senang sekali.
|
Reinforcement
|
Konselor
|
: Itulah
orang tua ,Hawinda, semua orang tua pasti menginginkan anaknya bahagia.
Sekarang coba bayangkan kalau Hawinda tidak mempunyai bapak dan ibu, kepada
siapa Hawinda akan mendapat perlindungan dan kasih sayang. Padahal di luar
sana banyak yang yatim piatu Bukankah Hawinda termasuk orang yang beruntung
yang masih punya bapak dan ibu yang sayang kepada Hawinda?
|
Teknik
Social -Modelling
|
Konseli
|
: Benar
juga ya bu. saya mungkin hanya takut dan bingung bagaimana bicara dengan ibu
dan bapak saja. Dan saya harus bersyukur telah memiliki keduanya yang
sebenarnya sayang kepada saya.
|
Disputing
|
Konselor
|
: Ibu
senang sekali dan tidak menyangka bahwa Hawinda bisa berfikir sebijaksana
itu. Tingkatkan ya.
|
Reinforcement
|
Konselor
|
:Melihat
dari raut wajah Hawinda, sepertinya sudah lega ya dan sudah bersemangat
kembali.
|
Reflection
of Feeling
|
Konseli
|
: Ahh
iya bu, senang rasanya.
|
|
Konselor
|
:Nah,
tanpa komunikasi yang baik masalah yang dihadapi Hawinda tidak akan cepat
terselesaikan dan malah menjadi pikiran yang macam - macam.
|
Advice
|
Konseli
|
:Iya
bu saya juga berpikir demikian sekarang.
|
|
Konselor
|
:Kalau
begitu Hawinda mencoba melakukan seperti yang disimulasikan tadi dengan orang
tua di dirumah. Bagaimana ?
|
Teknik
Homework
|
Konseli
|
:Iya
bu saya akan coba mempraktekkan contoh yang tadi ibu berikan di rumah .
Pertemuan ini bisa kita lanjutkan besok tidak bu? Soalnya saya ada janji
dengan teman sebentar lagi .
|
|
Konselor
|
: Ohh
begitu, baiklah Hawinda, besok ketemu lagi dengan ibu ya. Dan laporkan
kegiatan dari pembicaraanmu dengan orang tuamu ya kepada ibu besok ya.
|
Termination
|
Konseli
|
: Baik bu, dengan
senang hati. Kalau begitu permisi dulu bu. Terima kasih. Assalamu alaikum..
|
|
Konselor
|
:Ya sama-sama Hawinda,
praktekkan simulasi yang ibu contohkan dirumah ya. Walaikum salam
|
Termination
Salam
|
PERTEMUAN KETIGA
|
||
Konseli
|
: Assalamualaikum, Bu.
|
Salam
|
Konselor
|
:Walaikum salam, Hawinda, bagaimana keadaannya
hari ini?
|
Good
raport
|
Konseli
|
:Saya alhamdulillah
baik bu dan sudah merasa lebih baik.
|
|
Konselor
|
: alhmadulillah. Berarti
Hawinda sudah mendapat jawaban kedua orang tua terhadap masalah yang dihadapi
Hawinda dengan cara mempraktekkan simulasi yang telah ibu ajarkan kemarin?
|
Lead
|
Konseli
|
: Iya, bu tadi malam
saya berbicara panjang lebar dengan kedua orang tua saya tentang hal tersebut
dan mempraktekkan simulasi yang telah ibu ajarkan kemarin . Orang tua saya tidak memarahi saya
dan berempati kepada saya bu. Mereka sangat mengerti keadaan Hawinda.
Bagaimanapun mereka pernah merasakan masa muda ketika sangat mencintai
pacarnya, tetapi fokus pada pendidikan tetaplah yang menjadi nomer satu. Boleh
mencintai seseorang, tetapi jangan sampai menjadi korban di dalamnya. Dan
yang paling menguatkan saya ketika ibu bilang kematian Mas adi karena takdir
Allah, bukan karena saya. Awalnya saya sangat takut ketika akan berbicara
kepada orang tua. Tapi setelah mendengar suara ibu yang lembut, jadi
menentramkan saya dan menguatkan untuk berbicara pada orang tua.
Saya tidak membantah
apa yang dikatakan oleh orang tua saya karena memang saya disini memang
bertindak dan mempunyai niat yang salah.
Ternyata orang tua
tidak selalu berpikir kolot, dan saya beruntung orang tua sangat memahami
perasaan anak muda.
|
|
Konselor
|
: Wah, ibu senang
sekali mendengarnya, berarti Hawinda sudah menyadari bahwa ikut mati bukan
cara yang tepat meyelesaikan masalah dan sudah menyadari pentingnya peranan
orang tua untuk membantu Hawinda, begitu?
|
Expectation/Lead
|
Konseli
|
:Ya bu saya sudah
mengetahui dan menyadari bahwa orang tua selalu mendukung saya dan melindungi
saya. Tidak apa – apa kehilangan Mas Adi walaupun berat. Yang penting masih
punya orang tua yang selalu tulus memberi kasih sayang. Saya juga sadar bahwa
bunuh diri bukan cara yang baik untuk menyelesaikan masalah.
|
Effect
|
Konselor
|
: Dengan kata lain,
tidak akan ada niatan untuk bunuh diri bukan?
|
Clarification
|
Konseli
|
: Iya benar bu.
|
|
Konselor
|
: Bagus sekali, berarti
sekarang Hawinda sudah menyadari kesalahan Hawinda. Memang orang tua pasti
selalu mendukung anaknya. Dan bunuh diri merupakan cara yang salah dalam
menyelesaikan masalah. Jadi jangan pernah berniat bunuh diri lagi ya.
|
Advice
|
Konselor
|
: Nah, sekarang apa
rencanamu supaya nilai – nilai tidak menurun terus, Hawinda?
|
Lead
|
Konseli
|
: Tadi malam saya
sudah memikirkan hal itu bu, saya sudah bertekad akan fokus sekolah dan
berusaha mendapatkan prestasi, saya ingin membahagiakan orang tua saya bu.
Saya akan buktikan kalau saya bisa.
|
|
Konselor
|
: Wah, ibu senang
sekali mendengarnya Hawinda.
|
Reinforcement
|
Konseli
|
: Iya bu, terimakasih
ya bu, selama ini telah membantu saya menyelesaikan masalah ini.
|
|
Konselor
|
: Sama-sama Hawinda, ini merupakan
kewajiban saya dan saya ikut senang masalah Hawinda sudah selesai. Sebenarnya
ibu tidak melakukan apa –apa. Yang Hawinda alami sekarang memang karena usaha
Hawinda sendiri. Ibu pun senang Hawinda bisa berubah lebih baik seperti ini.
Apa yang Hawinda rasakan saat ini?
|
Role
Limit
Lead
|
Konseli
|
: Saya merasa nyaman,
enteng, bersemangat lagi bu.
|
|
Konselor
|
: Alhamdulilah kalau
begitu. Ibu senang sekali Hawinda jadi kuat begini.
|
Reinforcement
|
Konselor
|
: Nah, sekarang coba
Hawinda simpulkan pembicaraan kita dari hari pertama sampai sekarang.
|
Summary
|
Konseli
|
: Saya merasa saya ini
sangat bersalah telah menyebabkan pacar saya mati. Saya sangat terganggu dan
sedih. Sebelumnya saya tidak tahu harus berbuat apa, setelah ibu menyuruh
saya menulis kebaikan orang tua saya dan orang tua Mas Adi dan melakukan simulasi
yang harus saya lakukan dengan orang tua saya dan beberapa hal, saya sadar
bahwa mempunyai niat untuk ikut mati itu tidak benar. Kematian Mas Adi sudah
takdir dari Allah. Malah dengan berbicara dengan orang tua, akan memberi
dukungan yang kuat pada hidup saya. Saya akan terus mendoakan mas Adi yang
sudah di akhirat. Saya tidak boleh terpuruk, saya akan fokus pada sekolah
saya, berusaha berprestasi dan must go
on.
|
|
Konselor
|
: Benar sekali
Hawinda, masalah yang Hawinda alami itu karena perasaan bersalah yang
bersarang pada diri Hawinda. Sekarang Hawinda dapat menerima keadaan dan ibu
rasakan Hawinda lebih bersemangat
|
Summary
Reflection
of Feeling
|
Konselor
|
:Semoga sukses ya
Hawinda dan jangan lupakan pendidikanmu ya.
|
Advice
|
Konseli
|
: Insya Allah bu. Baiklah
bu kalau begitu, saya pamit pulang dulu, terimakasih sekali lagi dengan
bantuannya,kalau ada apa-apa saya boleh kesini lagi kan bu?
|
|
Konselor
|
: Oiya tentu saja
boleh kok Hawinda, ibu akan senang jika Hawinda sering cerita ke ibu.
|
Termination
|
Konseli
|
: Baik,terima kasih,
Bu. Assalamu alaikum
|
|
Konselor
|
: Walaikum Salam
(berjabat tangan)
|
Termination
|
mengapa tidak ada tahap yang memberikan konseli pengajaran terlebih dulu tentang teori REBT ini?
BalasHapuskonseli mau konseling atau kuliah?
HapusKalau kons individual tidak usah. Kalau kons kelompok itu wajib karena itu akan mempengaruhi cara kerja kelompok
Hapus