A.
Bakat
Seringkali pelajar, pada waktu mengerjakan tugas
dari gurunya, ketika dia tidak mampu, dia mengatakan “saya tidak berbakat”. Misalnya
tugas melukis, membuat hasta karya, menyusun kalimat, dalam Bahasa Inggris, menyanyi,
dan sebagainya. Banyak siswa yang mengatakan tidak berbakat. Sebenarnya Tuhan
yang Maha Esa telah menganugerahkan kemampuan dasar kepada semua manusia, untuk
dipupuk dan dikembangkan menuju keberhasilan dalam hidupnya. Semua manusia
dianugerahi bakat tetapi berbeda – beda, ada yang berbakat di bidang seni
lukis/rupa, di bidang tarik suara, olahraga, model, penulis, perencana, dan
sebagainya.
Bagi yang kurang berbakat melukis, bukan berarti
tidak bisa melukis, dia bisa, namun membutuhkan waktu yang lama. Dan hasilnya
pun tak sebaik yang bakat lukisnya besar.
Bagi yang kurang berbakat tarik suara bukan berarti tidak bisa menyanyi,
dia bisa, tapi tidak sebaik yang bakat menyanyinya besar. Jadi sebenarnya orang
itu semua memiliki bakat, hanya besar kecilnya saja yang berbeda,dari uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa bakat adalah anugerah Tuhan yang Maha Esa
berupa kemampuan dasar yang masih terpendam yang dibawa manusia sejak lahir di
dunia. Bakat itu berupa bibit atau bahan yang akan berkembang apabila didukung
oleh lingkungan. Tuhan menganugerahkan bakat seseorang dilengkapi dengan
minatnya.
Minat adalah suatu kecenderungan seseorang untuk
melakukan sesuatu atau rasa senang seseorang terhadap sesuatu. Contoh Putri
mempunyai bakat seni suara, otomatis Putri sejak kecil suka mendengarkan lagu,
dan senang menirukannya, lama-lama suka menyanyi. Kalau ada acara yang
menampilkan lagu-lagu, Putri selalu memperhatikan, lantas menirukannya. Ia ingin
bisa menyanyi, seperti yang ditonton di televisi atau sering didengar di radio.
Mulai di SD Putri sering latihan menyanyi, kadang-kadang sendiri, kadang-adang
berlatih bersama teman – temannya. Kegiatan tersebut akhirnya menjadi kegemaran
Putri. Melihat hobi Putri demikian itu, guru keseniannya menyampaikan kepada
orang tuanya, bahwa Putri sangat berpotensi dalam bidang tarik suara.
Bakat dan minat sangat erat hubungannya artinya
bakat harus didukung minat yang kuat untuk mengembangkannya. Betapapun besar
bakat seseorang, jika tidak ada minat untuk memupuk dan mengembangkannya maka
tidak begitu berarti. Bakat yang berat harus didukung oleh minat yang kuat pula
untuk meraih prestasi. Baik prestasi dalam belajar maupun prestasi dalam karir
nantinya setelah kita dewasa.
Prestasi itu dapat diraih oleh siapa saja dan
menjadi kebanggaan siapa saja. Jika siswa berprestasi yang bangga bukan hanya
siswa saja, guru, orang tuanya pun bangga, bahkan teman – temannya pun ikut
bangga.
C.
Cara Mengenal Bakat dan Minat
Bagaimana kita mengetahui bakat, minat, dan
kemampuan yang ada pada diri kita? jawabannya yaitu dengan pemahaman diri. Pemahaman
diri adalah suatu proses memahami diri sendiri terutama kelebihan dan
kekurangan yang ada pada diri sendiri.
Melihat bakat dan minat yang telah dianugerahkan
Tuhan pada kita, tidak bisa dengan teropong atau kaca pembesar, tetapi harus
dengan pemahaman diri. Biasanya yang kita pahami lebih dahulu adalah minat. Kita
suka bidang apa, tentang apa, dan melakukannya bagaimana?
Setelah diketahui, lalu dicoba dilatih, terus
dilakukan secara berulang-ulang dengan sabar dan tekun hingga hasilya
kelihatan. Kalau kamu berbakat di bidang itu, kamu akan merasa senang
mengerjakannya dan akan cepat bisa menguasainya, dibanding dengan orang yang
tidak memiliki bakat dalam hal tersebut.
Menjajaki bakat memerlukan proses yang cukup lama. Semakin
banyak dan sering berlatih, bakat kita akan lebih cepat nampak. Bakat kita akan
nampak melalui beberapa tahapan. Kalau hal ini dilatih terus dan mendapat
dukungan dari lingkungan, maka akan muncul menjadi kemampuan. Kemampuan dioptimalkan
lagi menjadi prestasi.
Contoh ilustrasi sebagai berikut. Budi bercita-cita
ingin menjadi dokter, maka setiap hari Budi selalu berusaha menyiapkan diri
sebaik-baiknya mulai dari belajar, mengerjakan PR, latihan-latihan soal,
membuat catatan, diskusi kelompok, hingga berusaha memahami bagaimana
kepribadian seorang dokter. Karena kerja kerasnya itu, maka Budi selalu
mendapat peringkat teratas di kelasnya. Bila kita pahami contoh cerita tentang
Budi diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa karena keinginan yang kuat
Budi bisa memotivasi dirinya dalam belajar.
Siiip..., bermanfaat nambah pengetahuan...
BalasHapus